Kamis, 20 Oktober 2011

RESENSI BUKU LASKAR PELANGI

1 . identitas : Judul buku : laskar pelangi Penulis : Andrea Hirata . Negara : Indonesia . Bahasa : Indonesia . Genre : Roman . Penerbit : Bentang Pustaka , yogjakarta . tanggal terbit : 2005 . Halaman : xxxiv , 529 halaman . ISBN : ISBN 979-3062-7-7

2 . Sinopsis : Sebelas anak Melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.

Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka,
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi
tantangan yang besar.

3 . Kekurangan / Kelebihan :
Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.

Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur ”Aku” secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.

4 . Penilaian Sudut Pandang sebagai Peresei :
Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata merupakan novel terlaris dalam sejarah kesusasteraan Indonesia. Novel ini mengangkat tema semangat pendidikan anak-anak Belitong di era tahun 70-an, yang diilhami dari kisah nyata penulisnya. Muatan intelektualitas serta spiritalitas novel Laskar Pelangi, menjadikan Andrea Hirata sebagai seorang penulis novel terkenal di Indonesia. Permasalahan yang muncul dalam kajian ini adalah bagaimana teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang tokoh ”aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan fungsi dari teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang tokoh ”aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Tujuan yang muncul dalam kajuan ini adalah untuk mendeskripsikan teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang tokoh ”aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan fungsi dari teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang tokoh ”aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan strukturalisme. Pendekatan strukturalisme merupakan susunan yang menampakkan tata hubungan antar pembentuk karya sastra sebagai unsur yang terpadu, dengan demikian segala sesuatu yang ada di dalam karya sastra dilihat sebagai dunia yang berdiri sendiri, jadi dalam menganalisis unsur-unsur struktur yang ada di dalam karya sastra harus ditopang oleh pengetahuan yang mendalam tentang pengertian, peran, fungsi, dan segala sesuatunya yang berkaitan dengan unsur itu. Pendekatan strukturalisme digunakan untuk menganalisis teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang tokoh ”aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan menganalisis fungsi penggunaan sudut pandang tokoh ”aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Hasil dari kajian ini adalah pemakaian sudut pandang pada novel Laskar Pelangi ternyata bisa digunakan oleh pengarang untuk menggambarkan tindakantindakan tokohnya, dan bisa mengungkap pikiran yang ada pada diri tokoh. Sudut pandang, oleh pengarang bisa dipakai untuk memandang kehidupan tokoh secara fisik maupun secara kejiwaan. Selain itu, tuturan tokoh bisa dipakai untuk melihat sudut pandang yang dipakai oleh pengarang. Novel Laskar Pelangi setelah dianalisis sudut pandangnya yang meliputi (a) Luasnya pandangan, (b) kedalaman/tingkat ketajaman pandangan, (c) ujaran/tuturan dapat dipergunakan untuk mengungkap unsur-unsur lain dalam cerita-cerita tersebut seperti unsur latar tempat, latar waktu, peristiwa, konflik batin, konflik sosial, dan tingkah laku, sifat, dan sikap tokoh. Unsur-unsur inilah yang menjelaskan fungsi dari teknik yang digunakan pengarang melalui sudut pandang “aku” dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Penelitian ini diharapkan dapat lebih dikembangkan guna meningkatkan mutu atau kualitas pada penelitian studi strukturalisme pada teks sastra selanjutnya.

1 komentar: